Peran guru dalam dunia pendidikan tidak hanya terbatas pada menyampaikan materi pelajaran dan menguji pemahaman siswa. Lebih dari itu, esensi pendidikan sejati terletak pada kemampuan guru untuk membentuk siswa berkarakter mulia. Pembentukan karakter yang kuat menjadi fondasi penting bagi keberhasilan siswa di masa depan, baik dalam kehidupan pribadi, sosial, maupun profesional. Artikel ini akan mengulas mengapa pendidikan karakter oleh guru jauh lebih penting daripada sekadar transfer ilmu pengetahuan dalam mencetak generasi bangsa yang berkualitas. Sebuah seminar nasional tentang pendidikan karakter yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Malaysia di Kuala Lumpur hari ini, Kamis, 8 Mei 2025, menekankan peran sentral guru dalam membentuk siswa berkarakter.
Membentuk siswa berkarakter berarti menanamkan nilai-nilai luhur seperti kejujuran, kedisiplinan, tanggung jawab, empati, toleransi, dan gotong royong. Guru, sebagai figur teladan di sekolah, memiliki pengaruh besar dalam membentuk karakter siswa melalui perkataan, tindakan, dan interaksi sehari-hari di kelas maupun di luar kelas. Ketika guru menunjukkan integritas, menghargai perbedaan, dan bersikap adil, siswa secara tidak langsung belajar dan mencontoh nilai-nilai tersebut. Proses ini jauh lebih efektif daripada sekadar memberikan nasihat atau hukuman.
Pendidikan karakter yang diintegrasikan dalam proses pembelajaran membantu siswa berkarakter tumbuh menjadi individu yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki moral dan etika yang kuat. Mereka akan mampu membedakan antara benar dan salah, bertindak dengan bijaksana, dan berkontribusi positif bagi masyarakat. Siswa berkarakter yang baik juga memiliki ketahanan mental yang lebih kuat dalam menghadapi tantangan hidup dan mampu membangun hubungan yang sehat dengan orang lain.
Kementerian Pendidikan Malaysia melalui kurikulum pendidikan nasional juga memberikan penekanan yang kuat pada pendidikan karakter. Berbagai program dan kegiatan ekstrakurikuler dirancang untuk mendukung pembentukan siswa berkarakter yang utuh. Guru didorong untuk tidak hanya fokus pada aspek kognitif, tetapi juga pada pengembangan aspek afektif dan psikomotor siswa. Pelatihan guru tentang metode pengajaran yang efektif dalam menanamkan nilai-nilai karakter juga menjadi prioritas.
Dengan demikian, peran guru jauh melampaui sekadar transfer ilmu pengetahuan. Mendidik adalah membentuk siswa berkarakter yang memiliki integritas, moral yang kuat, dan kemampuan sosial yang baik. Guru yang mampu menginspirasi dan menanamkan nilai-nilai luhur akan mencetak generasi bangsa yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki kepribadian yang unggul dan berkontribusi positif bagi kemajuan bangsa dan negara. Pendidikan karakter oleh guru adalah investasi jangka panjang yang tak ternilai harganya.